Yesus Menyembuhkan Virus Stopasmosis Saya
Saya hanya dapat bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan yang begitu mencintai dan mengasihi saya. Tuhan telah menyembuhkan saya dari virus binatang yaitu ‘Virus Stopasmosis’ yang belum ditemukan obatnya sampai sekarang. Hanya Tuhan saja yang dapat menyembuhkan penyakit yang sudah parah itu dalam diri saya. Saya mau membagikan pengalaman kasih Tuhan ini, di mana Dia telah menyembuhkan saya dari penyakit itu.
Menurut keterangan dokter yang memeriksa saya bahwa penyakit itu sudah ada ketika saya masih berada dalam kandungan ibu saya. Virus itu seperti virus yang ada pada binatang, misalnya: kucing, anjing, dan lain-lain. Virus Stopasmosis, biasanya menyerang otak, mata, jantung, dan tulang. Dan virus yang ada pada saya adalah virus yang menyerang mata. Apabila virus itu aktif, saya sangat menderita kesakitan. Penyakit saya ini belum dapat diobati. Namun sungguh hanya Tuhan yang Mahakuasa mampu menyembuhkan apa yang saya derita.
Saya merasakan kesakitan akibat virus tersebut ketika saya masih usia satu tahun. Dan hal itu berlanjut terus tiap dua tahun sekali yaitu pada umur ganjil; umur satu tahun, tiga tahun, lima tahun, dan seterusnya. Apabila virus itu aktif, bagian mata saya timbul bintik-bintik yang besar, kadang terasa sakit sekali. Penglihatan saya pun menjadi kabur, sehingga tidak dapat melihat dengan jelas walaupun dalam jarak pandang dekat. Saya sempat mengalami kebutaan ketika virus itu mulai aktif. Orang tua saya sudah berusaha mengobati saya ke mana-mana, dari spesialis dokter mata sampai ke ahli virus. Namun, semua dokter yang ada di Indonesia tidak mampu mengobatinya. Saya juga pernah berobat ke luar negeri: Singapura, Perancis, dan di tempat lain di mana titel dokternya sudah ahli dalam bidangnya. Mereka mengatakan bahwa penyakit yang disebabkan oleh ‘Virus Stopasmosis’ belum ada obatnya sampai sekarang. Bapak saya pernah mendesak seorang profesor yang ahli bagian mata, supaya mengusahakan penyembuhan saya, berapa pun biayanya akan dibayar. Akan tetapi, ia tidak mampu membantu untuk pengobatan penyakit saya. Dia hanya mengatakan bahwa virus itu akan terus berkembang dan pada umur sebelas tahun akan lebih parah dan rawan karena masa puber dan menstruasi serta hormon dan gen akan berkembang. Apabila kambuh akan lebih berbahaya daripada yang sebelumnya. Kemudian kami kembali ke Jakarta, dan hanya pasrah kepada Tuhan.
Suatu hari teman ibu saya mengatakan, “Mengapa tidak mencoba penyembuhan ke Romo Yohanes?” Pada waktu itu Romo Yohanes mau mengadakan KRK (Kebangunan Rohani Katolik) dan Misa Penyembuhan di Paroki Santa Anna. Umur saya pada waktu itu sebelas tahun, suatu masa di mana menurut dokter sakit itu akan kambuh paling parah. Saat itu tahun 1987. Akhirnya, saya dan ibu mengikuti acara KRK tersebut. Saya yang masih senang-senangnya mendengar lagu-lagu rohani hanya asal ikut saja, karena saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan nanti. Waktu misa berlangsung saya senang sekali karena dapat bernyanyi bersama, memuji Tuhan. Bagi saya, baru pertama kali mengikuti Misa Penyembuhan Karismatik. Saya mengalami sukacita dan kegembiraan. Saya tidak memikirkan penyakit yang ada pada diri saya, pokoknya senang, karena saya tidak tahu harus berdoa apa dalam Misa Penyembuhan itu, hanya ikut-ikutan saja. Dan saya duduk paling belakang.
Setelah komuni, ada doa-doa penyembuhan yang dipimpin oleh Romo Yohanes. Pada waktu doa penyembuhan itu, Tuhan menjamah saya dan ada suatu Sabda Pengetahuan dari Romo Yohanes yang mengatakan, “Di sini ada seorang anak kecil yang berumur sebelas tahun, sedang dijamah Tuhan mata sebelah kanannya.” Lebih lanjut Romo mengatakan, “Bersyukurlah kepada Tuhan atas penyembuhan-Nya.” Ketika saya mendengar apa yang dikatakan oleh Romo Yohanes, dengan spontan saya katakan kepada ibu saya bahwa yang disembuhkan itu adalah saya. Ibu saya kaget mendengar ungkapan saya yang polos dan penuh keyakinan yang mengatakan bahwa saya disembuhkan. Ibu saya terharu mendengarnya ketika saya mengatakan hal itu. Saya melihat ibu meneteskan air mata. Waktu ada Sabda Pengetahuan itu saya mengalami panas pada bagian mata sebelah kanan dan sepertinya sedikit merah. Dan puji Tuhan, kuasa-Nya menyembuhkan mata saya dari ‘Virus Stopasmosis’ yang belum ada obatnya itu. Apa yang dikatakan dokter bahwa umur sebelas tahun akan lebih parah, puji Tuhan setelah penyembuhan itu, tidak terjadi apa-apa pada diri saya. Virusnya sudah hilang dan saya sembuh total. Dahulu setiap dua tahun sekali virusnya aktif, namun setelah penyembuhan itu tidak aktif lagi. Saya betul-betul sudah sembuh. Sekarang saya telah berumur 26 tahun dan selama ini tidak pernah timbul rasa sakit yang saya alami dahulu. Bahkan mata saya sangat baik sakali, saya tidak memakai kaca mata. Saya sungguh bersyukur kepada Tuhan atas kasih-Nya, atas kuasa-Nya dan atas penyembuhan-Nya
Setelah kami cek kembali ke dokter, dia meneguhkan penyembuhan itu, dan dokter itu mengatakan, “Memang secara medis penyakit itu tidak mungkin sembuh dan harus selalu di cek kembali pada umur-umur ganjil.” Setelah penyembuhan itu, tiga kali saya mengeceknya ke dokter yaitu, umur 12 tahun, 13 tahun, dan 15 tahun. Rupanya penyakit itu betul-betul tidak ada lagi dan saya sudah sembuh total. Setelah penyembuhan itu, iman saya semakin bertumbuh, demikian juga dengan keluarga kami. Kami lebih percaya kepada Tuhan.
Sejak penyembuhan tahun 1987 itu, tahun berikut kami datang ke tempat Romo Yohanes di Pertapaan Shanti Bhuana ikut misa pada hari Minggu. Sampai sekarang kami sering datang ke Lembah Karmel. Kami berterima kasih kepada Tuhan. Selain itu saya sendiri sudah mengikuti Retret Awal, Retret Penyembuhan Batin, dan retret lainnya bersama keluarga. Saya boleh mengalami rahmat Tuhan dan kasih-Nya yang begitu besar. Saya merasakan damai, sukacita, dan kebahagiaan apabila mengikut misa di tempat ini, boleh merasakan kuasa Roh Kudus dalam hidup saya. Kerinduan pada Tuhan semakin besar, sehingga selain ikut misa, saya juga setiap hari membaca Kitab Suci dan melakukan doa Yesus. Damai Tuhan sungguh-sungguh saya rasakan, saya bisa lebih tenang dan mengalami damai. Terima kasih Tuhan atas apa yang telah saya alami, hanya syukur dan pujian yang dapat saya naikkan kepada-Mu atas kasih dan cinta-Mu kepada saya.