-
Pergilah Ke Tempat Yang Sunyi
Di suatu senja pada hari Minggu dalam bulan Oktober 1986, setelah perayaan Ekaristi, hati saya diliputi oleh kebingungan. Dalam perjalanan pulang, saya ingin berlari, seakan-akan ingin terbang, saya ingin mendapatkan ketenangan. Sesampainya di tempat kos, saya langsung berdoa. Dalam jeritan batin dengan nada fortissimo—tetapi tak terdengar suara karena meluncur jauh ke dalam lubuk hati, tempat di mana Sang Bapa Surgawi bertakhta—saya berdoa, “Bapa, tunjukkanlah kepada anak-Mu ini, apakah kehendak-Mu? Apakah yang harus saya lakukan?” Setelah kira-kira sepuluh menit saya berada dalam perjuangan batin tersebut, tiba-tiba terlintas dalam pikiran saya: “Pergilah ke tempat yang sunyi!” Setelah itu, lenyaplah segala kebingungan saya dan hati saya pun diliputi oleh kedamaian. Saya sendiri tidak…